NANGA BULIK – Sebuah tragedi mengguncang Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Lamandau, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng), ketika seorang ibu muda berusia 19 tahun membuang bayinya.
Hella, didakwa atas kasus pembunuhan bayi yang baru dilahirkannya. Peristiwa yang mengguncang ini terjadi pada September 2023 di sebuah jamban di tepi Sungai Lamandau.
Dari keterangan saat sidang di Pengadilan Negeri Nanga Nanga Bulik. Jaksa Penuntut Umum Muhammad Afif Hidayatullah menjelaskan, menurut dakwa, Hella melahirkan bayinya pada 24 September 2023, hanya dua hari setelah mengetahui kehamilannya melalui tes kehamilan.
“Dia diduga melahirkan bayinya di jamban dan membuangnya ke Sungai Lamandau atas anjuran pacarnya, Arda, yang berusia 21 tahun.” jelasnya saat dikonfirmasi lewat via telpon. Minggu 12 Mei 2024.
Afif membeberkan Kronologi peristiwa yang diungkapkan dalam persidangan menunjukkan bahwa Hella dan Arda telah berkenalan sejak November 2021, dan hubungan mereka berkembang menjadi romansa percintaan pada Desember 2021.
Namun, pada Juli 2023. Hella yang berpacaran diketahui hamil, dan dari keterangan Hella, Arda (pacar korban) diduga menyuruh Hella untuk menggugurkan kandungannya dengan minum pil KB dan jamu tradisional, namun upaya tersebut tidak berhasil.
Mayat bayi yang ditemukan di Sungai Lamandau pada 26 September 2023 membuat heboh di masyarakat setempat. Setelah Hella mengakui perbuatannya kepada polisi, dia dirawat di RSUD Lamandau karena mengalami pendarahan. Arda kemudian ditahan oleh polisi pada 4 Desember 2023.
Hasil pemeriksaan medis menyebutkan bahwa bayi tersebut mengalami kekerasan benda tumpul pada area kepala dan menyebabkan kematian akibat pendarahan hebat. Selain itu, pemeriksaan laboratorium kriminalistik menegaskan bahwa bayi tersebut adalah anak biologis dari Arda dan Hella.
Kasus ini tengah berlangsung di Pengadilan Negeri Lamandau, dengan Hella didakwa pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
Afif sendiri mengungkapkan bahwa kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan seorang ibu muda yang tega membunuh bayinya sendiri atas desakan pacarnya.
“Tragedi ini juga menyoroti pentingnya edukasi kesehatan reproduksi dan perlindungan bagi ibu hamil, terutama dalam hubungan yang tidak sehat,” tandasnya.
Kasus ini menjadi pengingat yang menyakitkan tentang bahaya dari tekanan dalam hubungan dan pentingnya mendapatkan dukungan yang tepat dalam situasi serupa.
(Andre)