PALANGKA RAYA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ina Prayawati meminta pemerintah daerah mengontrol harga beras di petani.
Hal itu perlu dilakukan mengingat Provinsi Kalteng masih mengalami ketergantungan beras dari luar meskipun memiliki lumbung padi yang menghasilkan beras dalam jumlah besar.
Menurutnya, beras hasil produksi petani di Kalteng banyak diekspor ke provinsi tetangga karena harga gabah atau padi di Kalteng sangat rendah dibanding harga yang ditawarkan oleh para tengkulak.
“Ini sangat merugikan buat kita dan membuat harga beras di Kalteng tidak terkendali. Harga beras di pasaran terus melambung dan sulit dikendalikan oleh pemerintah,” kata Ina Prayawati, Kamis 25 April 2024.
Ina mencontohkan, saat pemerintah membeli gabah padi seharga Rp5.000, para tengkulak membeli dengan harga Rp7.000. Hal ini membuat harga beras melambung tinggi di pasar dan membuat masyarakat menjadi kesulitan membeli beras.
“Ini sangat prihatin, perlu adanya peran pemerintah untuk mengontrol para tengkulak agar harga beras tidak melambung tinggi,” ungkapnya.
Ina menilai, pemerintah harus membeli gabah padi dengan harga yang lebih tinggi dari tengkulak sehingga bisa memastikan harga beras terkendali di pasar.
Dia juga mencatat bahwa keberadaan Bulog sebagai orang ketiga dalam pengolahan beras di Kalteng membuat pasar penyeimbang menjadi sia-sia.
“Pemerintah harus mengambil tindakan untuk mengontrol harga gabah padi dan beras di Kalteng agar tidak mahal di pasaran,” tuturnya.
Dia menegaskan, perlunya pertanian sebagai sektor yang dapat mendukung kemandirian pangan nasional. Hal ini perlu support dan dukungan dari pemerintah di semua tingkatan.
Dia berharap pemerintah dan semua pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk mengembangkan sektor pertanian di Kalteng, mengontrol harga gabah padi dan beras, dan memastikan suplai beras tersedia dan terjangkau bagi masyarakat.
“Banyak petani di Kalteng yang belum dapat merasakan manfaat dari sektor pertanian, khususnya dalam hal pemasaran, sehingga membuat mereka sulit bersaing dan memilih menjual ke provinsi tetangga,” tandasnya.
(Syauqi)