KASONGAN–Jelang pertarungan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Katingan sejumlah nama mencuat dan mulai ramai menjadi perbincangkan, meski hingga saat ini belum ada satupun sudah mengantongi surat rekomendasi dari partai.
Dari sejumlah nama yang telah mendeklarasikan diri baik melalui media, spanduk atau baliho, hingga saat ini diprediksi akan mengerucut pada tiga pasangan calon (Paslon).
Hal itu diungkapkan tokoh politik Maspek, dia menilai berdasarkan hasil Pileg 2024 yang lalu dan konstestasi politik di Katingan akan terbentuk tiga poros besar. Hal itu dapat dilihat dari berhasilnya sejumlah ketua partai duduk di kursi DPRD Kabupaten Katingan.
“Berkaca dari hasil Pileg 2024 yang lalu sedikitnya ada tiga sampai empat paslon yang akan diusung partai politik bila melihat peta sekarang. Kemungkinan PDIP 7 kursi bisa mengusung calon sendiri, kalau Golkar dan PKB masih kurang 1 kursi, sedangkan partai lainnya juga masih kurang sehingga memungkinkan terbentuknya koalisi,”ujarnya, Rabu 24 April 2024.
Dia menyebut saat ini Golkar hanya butuh satu partai lagi, jika melihat kedekatan Golkar dan Nasdem tak menutup kemungkinan bisa membentuk koalisi, “Kalau misalnya Golkar 4 kursi dan Nasdem 3 kursi berkoalisi totalnya 7 kursi. Masih ada partai PKB, Gerindra dengan total (7 kursi) yang berpotensi membentuk poros tersendiri, sedangkan partai lainnya seperti Hanura, Perindo, PPP dan Demokrat masih tersisa 4 kursi,” jelasnya.
Menurutnya saat ini PDIP dipastikan masih menggodok beberapa nama kader terbaiknya seperti Sakariyas, Sunardi dan Marwan Susanto. Diluar partai politik juga beredar nama yang mulai melirik PDIP seperti Pj Bupati Katingan Saiful.
“Kalau di Golkar ada nama Nanang Surinansyah Ketua DPD Golkar yang juga Wakil Ketua I DPRD Katingan, selain itu ada nama Rudi Hartono yang pengalamannya tidak diragukan lagi, sedangkan di PKB ada nama Wiwin Susanto, dia pernah menjadi salah satu calon Bupati yang bertarung di Pilkada 2018 yang lalu. Kalau di Gerindra ada anak muda yang berpotensi yaitu Budy Hermanto Ketua Gerindra dan caleg terpilih di 2024 dengan perolehan suara yang cukup banyak. Selain itu juga ada nama Endang Susilawati, kalau di Nasdem ada nama Winda Natalia dan Fahmi Fauzi. Di Perindo juga ada Sarnadie D. Uga. Artinya potensi ini semua bisa memungkinkan menjadi calon bupati atau wakil bupati,” terangnya.
Meski begitu keinginan para calon yang merupakan caleg terpilih 2024 yang lalu terhambat dengan aturan dalam Pasal 7 Ayat 2 huruf s (UU Pilkada), ditegaskan anggota DPR, DPD, DPRD wajib mundur sebagai anggota dewan apabila ditetapkan sebagai pasangan calon dalam Pilkada.
Dia mencontohkan seperti Marwan Susanto, Nanang Suriansyah, Wiwin Susanto, Winda Natalia, Fahmi Fauzi, Sarnadie D. Uga dan Budy Hermanto, merupakan caleg terpilih di Pileg 2024. Bila mereka ingin maju di Pilkada harus mundur.
“Masalahnya sekarang kan mereka (caleg terpilih) harus mundur, jadi perlu berhitung semua,”tegasnya.
Mengenai potensi paslon di luar partai politik melalui jalur independen, dirinya menilai hal itu bisa terjadi. Apalagi potensi para calon di masing-masing partai bila tidak terakomidir bisa mengambil langkah alternatif dengan maju melalui jalur perseorangan.
“Kalau mereka merasa populer dan merasa memiliki potensi dan tidak terakomidir mungkin saja jalur independen atau pindah partai diambil, karena politik inikan dinamis,”tambahnya.
Selain itu, ada juga calon yang digadang-gadang maju dari birokrat seperti Pj Bupati Katingan Saiful dan Suhamie, dia meyakini mereka memiliki hitung-hitungan tersendiri.
“Meski terkesan dingin saya lihat pergerakan mereka (Saiful dan Suhaimie) cukup masif mengenalkan diri di tengah masyarakat. Saya kira mereka sekarang menunggu momentum yang tepat dan partai mana tempat mereka berlabuh. Kalau Pak Suhaimi ini kan sudah menyatakan kesiapannya maju dan akan pensiun juga. Nah kalau pak Saiful kan pejabat Eselon II tingkat provinsi dan masih panjang karirnya, tapi bila melihat aspirasi dari banyak pihak saya yakin keputusan untuk maju juga pasti akan dipertimbangkan,”bebernya.
Terkait potensi duet paslon, dia mengatakan beberapa kali Pilkada di Katingan pertimbangan wilayah sangat mempengaruhi penentuan pasangan.
“Kalau melihat paslon yang bertarung di Pilkada Katingan beberapa tahun ini keterwakilan wilayah menjadi penentu, saya yakin akan ada hal yang baru di pilkada tahun ini, tapi saya belum bisa gambarkan. Mungkin setelah pendaftaran nanti akan terlihat jelas”pungkasnya.
(Bitro)