PESAN
Karya: Muhammad Junus Muammar Riza NG
(si Bunga Rumput Liar)
Genderang ditabuh
Bendera dikibar
Pertiwi menitik tangis
Genderang ditabuh
Tabuh genderang tanpa gaduh
Bendera dikibar tanpa kabar
Kibar bendera tanpa gentar
Pertiwi menitik tangis
Tabuh-tabuh
kibar-kibar
tabuh-tabuh
kibar-kibar
tabuh-tabuh
kibar-kibar
Pertiwi menangis pandangi kaum rebah
dicingkaknya jati diri
Sedang mereka jauh di depan sebuah batas pertempuran, kawan…
Aku, dia, dan mereka hanya pandai bercerita tentang salvo yang ditembakkan disela taburan bunga
Sajikan penghormatan di deretan nisan lalu pulang
Lupa ada yang tertinggal dan ditinggalkan
Ada yang tertinggal, kawan…
Ada yang ditinggalkan…
Lupa ada yang tertinggal
Ribuan pejuang tak dikenal
rebah di dingin belantara,
dari timur Maraoke hingga barat pulau We
Mereka berselimut hening
Tapak jejaknya menembus awan
Menggugah ingatan kita pada deretan pesan di prasasti peradaban
Ikrar sudah terucap, kawan…
Kita bukan pasukan penghabisan
Perang baru permulaan
Jangan gadaikan diri jadi pecundang
Sang saka telah dikibarkan
Syair-syair Indonesia Raya menggema,
ditanah yang dibilang Merdeka
Sungai-sungai pembangunan yang mengalir itu
bermata air di airmata pertiwi dan darah para pengabdi pejuang sejati…
Ayo, bangun…
Bangun dari mimpi memabukkan,
Jangan berfantasi di wilayah fermentasi
Di raga kita, mengalir darah pejuang
Buat mereka tersenyum
Agar goresan sejarah tak sia-sia
Jangan biarkan tetes air mata pertiwi terus mengalir
jangan buat ibumu menangis
jangan buat ibumu menangis
jangan buat ibumu menangis…