PALANGKA RAYA – Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menilai perlu ada evaluasi terhadap jenjang waktu peserta didik dalam menempuh pendidikan dasar 12 tahun.
Pasalnya, di sejumlah negara telah menerapkan sistem pendidikan singkat namun efektif. Dimana para peserta didik mampu meraih gelar sarjana pada usia 20 tahun.
Untuk itu, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Kalteng yang membidangi Kesejahteraan Rakyat, Kuwu Senilawati menyampaikan, beberapa negara yang berhasil mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dengan menerapkan pendidikan singkat serta efektif, diantaranya yaitu Amerika Serikat dan Jepang.
“Pendapat saya, saat ini perlu adanya evaluasi terhadap jenjang waktu pendidikan yang ditempuh peserta didik. Di Indonesia, waktu menempuh pendidikan dasar adalah 12 tahun terhitung sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA),” kata Kuwu Senilawati, Rabu 23 Februari 2022.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) I yang meliputi Kabupaten Katingan, Gunung Mas (Gumas) dan Kota Palangka Raya ini berpendapat, bahwa di beberapa negara seperti Amerika dan Jepang, di usia 20 atau 21 tahun sudah meraih gelar sarjana.
“Para generasi muda di sana itu, sudah bisa meraih gelar sarjana. Sangat berbeda dengan kita di Indonesia yang rata-rata meraih sarjana diusia 25 sampai 25 tahun,” tuturnya.
Legislator dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini juga menjelaskan, kualitas SDM dapat ditentukan melalui program pendidikan yang bersifat merdeka, sehingga yang harus dikedepankan adalah pendalaman jurusan, keahlian maupun potensi dari peserta didik.
“Setahu saya, diluar negeri pendidikan dasar yang diajarkan di sekolah tidak selama di Indonesia. Karena mereka lebih fokus untuk mengembangkan skill serta potensi dari peserta didik. Sehingga wajar apabila banyak generasi muda di luar negeri yang mampu meraih gelar sarjana di usia muda dan menjadikan masa muda tidak terbuang percuma,” ungkapnya.
Dia berharap, kedepannya Pemerintah mampu mengimplementasikan program pendidikan singkat namun efektif. Seperti yang diterapkan oleh sejumlah negara dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.
“Karena waktu menempuh pendidikan dasar yang begitu lama, membuat minat peserta didik untuk belajar jadi menurun dan hal itu dikhawatirkan berpengaruh pada kualitas pendidikan kita,” sebut Kuwu Senilawati.
“Saya berharap, sistem pendidikan dasar 12 tahun bisa dibuat lebih singkat namun efektif, sehingga peserta didik dapat lebih fokus dalam pengembangan potensi diri di usia muda,” sambungnya. (M.Slh/beritasampit.co.id).