SAMPIT – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun bandar udara H Asan Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) menyebutkan dalam prakiraannya bahwa frekuensi musim kemarau di Kalimantan Tengah khususnya di Kotim yang diterima dari BMKG pusat berdasarkan prakiraan musim, musim kemarau di Kotim akan jatuh pada dasarian kedua bulan Juli.
Kepala stasiun BMKG Kotim, Nur Setiawan mengatakan bahwa durasi musim kemarau tahun ini dari analisa global diperkirakan akan terjadi hingga bulan September 2020, alias lebih cepat daripada kemarau tahun lalu.
“Tahun lalu, kemarau terjadi dari bulan Juli hingga akhir Oktober. Sehingga pada tahun ini musim kemarau tidak separah tahun sebelumnya. Dimana berdasarkan analisa global itu, meski terjadi musim kemarau masih ada potensi terjadinya hujan. Bisa dikatakan sebagai musim kemarau basah, namun tidak sebasah tahun 2016 dan 2017. Sedangkan untuk tingkat kekeringan masih sama, tergantung pada lokalnya sendiri,” beber Setiawan, Kamis 11 Juni 2020
Sedangkan pada wilayah Selatan Kotim, karakteristiknya adalah lahan gambut sehingga apabila tidak terjadi hujan untuk beberapa waktu tingkat kekeringannya akan lebih cepat di wilayah Selatan.
“Untuk wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yaitu di daerah Selatan adalah Teluk Sampit dan daerah sekitar Seranau. Sedangkan di wilayah Utara karena lahan gambutnya sedikit dan lebih banyak daerah perbukitan, sehingga tingkat kekeringannya lebih kecil,” demikiannya.
(jmy/beritasampit.co.id)