SAMPIT – Pada bulan Mei 2020 ini, seiring dengan pasang air laut serta kencangnya angin yang memicu ketinggian gelombang, membuat abrasi Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit, satu-satunya kawasan destinasi wisata kebanggaan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), semakin parah dan nyaris tenggelam ditelan air laut.
Abrasi yang semakin hari mengikis bibir pantai dengan ombak yang cukup kencang, memberikan peringatan bahwa jika tidak di tanggulangi dengan cepat, kemungkinan pantai tersebut akan tinggal kenangan saja.
Memang, selama ini upaya Pemkab Kotim dengan mencegah abrasi sudah pernah dilakukan, seperti membuat tanggul sementara dengan menggunakan karung maupun tempat khusus seperti geo bag berisikan pasir.
Namun cara itu sifatnya sementara dan tidak bisa bertahan lama, bahkan sudah puluhan rumah milik warga di Desa ujung pandaran menjadi korban dan ambruk tergerus abrasi.
Bukan hanya itu, ada juga upaya dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan bantuan dengan membangun tanggul beton, namun cara tersebut ternyata tidak juga memberikan hasil yang baik.
Bahkan keberadaan tanggul yang dibangun sekitar tahun 2014 lalu, pernah dikeluhkan warga Desa Ujung Pandaran, karena pembangunannya terlalu dekat dengan pemukiman warga, selain itu dibangun tidak maksimal sehingga berdampak dengan semakin parahnya pengikisan bibir pantai di desa tersebut.
“Kami hanya bisa pasrah dan menaruh harapan besar kepada Pemerintah. Selamatkan Desa kami, selamatkan pantai ini, jangan dibiarkan abrasi terus mengikis dan menenggelamkan pantai dan desa kami,” imbuh Aban, Salah seorang warga Desa Ujung Pandaran, Minggu 17 Mei 2020.
Kini, program Pemkab Kotim yang menggaung-gaungkan Bumi Habaring Hurung sebagai daerah Wisata akan sirna, jika salah satu aset kebanggaan yakni Pantai Ujung Pandaran tidak terjaga, dan kini ancaman abrasi semakin parah yang sewaktu-waktu bisa menenggelamkan pantai tersebut.
(Cha/beritasampit.co.id)