SAMPIT – Potensi pohon sagu di Desa Penyaguan, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), cukup berlimpah. Bahkan, pengolahan sagu mampu diproduksi minimal 5 ton per bulan.
“Kami mampu produksi sagu basah itu antara 5 sampai 7 ton per bulan. Tergantung permintaan, bahkan apabila banyak kami siap saja,” ucap Ketua Pengelola Sagu Suryadi kepada wartawan beritasampit.co.id, saat ditemui di pabrik pengolahan sagu, Jumat 17 April 2020.
Untuk memproduksi sagu, menurutnya, melibatkan beberapa pekerja. Sebab, kata dia, proses sebelum produksi cukup panjang. Misalnya, batang sagu harus digiling terlebih dahulu, kemudian disiram dengan air dan aduk-aduk agar inti sari sagu pisah dengan serat kayu.
Mengenai bahan baku, lanjut Suryadi, selain di Desa Penyaguan juga diambil dari beberapa lokasi lain seperti Pulau Lepeh dan Sungai Paring yang ada di Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut.
“Bahan baku cukup berlimpah, hanya saja terkendala dari segi pemasaran dan harga jual masih murah. Disamping itu, sistem produksi pengolahan sagu yang kami lakukan masih manual,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Penyaguan Zainal Abidin menjelaskan, pemasaran sagu kedepannya akan dirombak, yakni sagu akan diolah menjadi produksi jadi.
“Inovasi kedepannya, penjualan sagu tidak lagi sagu basah akan tetapi menjadi produksi jadi misalnya, diolah menjadi tepung atau berbentuk makanan seperti keripik amplang berbahan sagu,” kata Zainal.
Apabila inovasi itu terlaksana dan berjalan dengan baik, Zainal mengaku optimistis bahwa harga jual sagu akan meningkat dan kesejahteraan para pekerja serta warga desa juga akan merasakan hasilnya. (Ifin/beritasampit.co.id).