PALANGKA RAYA – Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak ekonomi, tetapi juga berimbas pada dunia pendidikan. Sehingga membuat pertemuan tatap muka secara langsung antara guru dan murid terpaksa dilakukan via daring (online).
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (PLT) Kepal Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Mofit Saptono kepada beritasampit.co.id saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 13 April 2020.
Hal ini, dalam pelaksanaannya tentu ada tantangannya, seperti sinyal internet yang minim untuk daerah di pelosok. Mofit mengatakan, meskipun di daerah tersebut minim sinyal pihak sekolah tetap melaksanakan hal tersebut.
“Saya melihat seperti Kepala Sekolah yang ada di pelosok Kalimantan Tengah ini, sudah melakukan inovasi yang membanggakan. Kenapa saya bilang membanggakan, karena pada saat listrik tidak ada mereka bisa berkerja sama dengan pihak ketiga untuk mendapatkan solar capture atau penangkap energi matahari, yang mereka ubah ke aki lalu menjadi listrik,” jelas Mofit.
Sinyal yang mereka dapat itu didapat dari pihak jasa provider, dan biayanya pun tidak murah Rp 10-20 juta. Terkait sekolah yang dekat ibu kota kecamatan, kata dia, ada perserta didik yang tempat tinggalnya yang paling dekat dengan sekolah tersebut berjarak 5 kilometer, mereka tersebar dibeberapa rusun yang ada, karena pada saat seperti ini, disebabkan oleh keadaan mereka kembali kerumah masing-masing, yang dimana dirumahnya tersebut tidak ada sinyal.
“Hal inilah yang menjadi tantangan kita, seperti contoh siswa yang berlokasi di Sampit yang keluarganya bekerja di perkebunan, yang disana minim dengan sinyal. Meskipun begitu itu tidak semua siswa mungkin sekitar 5 sampai 10 persen,” tutupnya. (Hardi/beritasampit.co.id).