Listrik Padam, Warga Serbu Warung Makan

JUN/BS : Dampak listrik padam, ibu-ibu rumah tangga dan warung makan, beralih masak nasi gunakan panci.

SAMPIT – Pekerjaan pemeliharan jaringan yang dilakukan PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berdampak pada pemadan listrik bergilir disejumlah wilayah terdampak, seperti di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Meski, memaklumi adanya pemadaman yang telah diumumkan, dampaknya juga menyasar pada aktiivitas rumah tangga dan usaha warung makan.

“Biasanya kami masak nasi pakai rice cooker. Karena listrik mati, ya masak dipanci dengan kompor gas. Alhamdulillah enak, tapi agak keras, mungkin kurang airnya,” kata Alfi, warga Jalan Juanda Sampit, Rabu 29 Januari 2020.

Didampingi sang suami, ibu muda satu anak ini mengakui baru pertama kali masak nasi menggunakan kompor.

“Ini pengalaman jadi ibu ramah tangga. Kalau dahulu sering masak pakai kompor. Sekarang sudah agak lupa takaran airnya,” imbunya, sambil menangkan air putih digelas sang suami.

Obrolan ringan disalah satu rumah tangga ini, sedikit berbeda dengan diwarung  makan kecil pedagang makanan dikawasan pasar Sampit.

Untuk menyediakan makanan, khusunya nasi bagi pelanggannya, mereka harus berulangkali memasak, dengan panci ukuran sedang.

“Kalau listrik nyala bisa pake rice cooker dan disimpan dipemanas nasi. Ini saja sudah tiga kali ngeliwet (masak nasi pakai panci). Kalau ngeliwet langsung banyak takut nasinya dingin dan pelanggan jadi kurang selera,” kata, Yana, pedagang makanan diwarung kecilnya di salah satu sudut kawasan pasar Sampit.

Dirinya berharap perbaikan pemeliharaan ini segera berakhir dan dapat mempermudah mengerjakan aktivitasnya yang dikerjakan hingga malam hari.

“Mudah-mudahan cepat selesai ya. Kasihan tadi banyak yang mau beli nasi tapi belum masak, ya mau apa lagi. Beda kalo di restoran, disana mereka punya jenset,” harapnya pedagang makanan yang juga menjual aneka lauk-pauk untuk pekerja kantoran.

Dari pantauan, akibat pemadaman ini, banyak warga yang membawa keluarganya makan di rumah makan besar dan restoran. Sebab warung lauk pauk langganannya hanya menyediakan ikan dan sayur, tapi tidak menyediakan nasi. Di warung yang menyediakan nasi pun terbatas.

“Ya sedikit repot lah. Biasanya kesini cari sayur dan ikan saja, kalau nasi sudah tersedia dirumah. Tapi karena listrik padam maunya sekalian beli nasinya. Tapi kata ibu warung nasinya habis. Rencana mau makan sama anak-anak di warung yang agak besar, yang ada jensetnya, pasti ada nasinya,” canda Didin, seorang karyawan swasta, menimpali.

(jun/beritasampit)