SAMPIT – Tidak ada kata lelah dari seorang pemuda bernama Chandra alias Panglima, berusia 19 tahun sebagai seorang sukarelawan pemadam kebakaran di Kecamatan Baamang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Panggilan jiwa pemuda dengan nama lengkap Wisnu Chandra Winarso untuk menolong sesama tak pernah padam, ia membagikan pengalaman dan inspirasi untuk kaum muda untuk bisa tergerak dibidang sosial dan berguna untuk orang banyak.
Tidak seperti yang lain mengabiskan masa mudanya untuk mencari ketenaran, sedangkan Chandra bersama tim relawan pemadam api swadaya Baamang Tengah hadir untuk mengabdi di barisan pemadam api.
Ketika baru berusia sekitar 14 tahun, ia sudah mulai berkecimpung dengan dunia sosial di Sampit, kemudian mendorong lahirnya pemuda-pemuda sosial di Sampit.
”Saya terpanggil menjadi seorang pemadam karena salah satu film pemadam kebakaran yang berjudul si jago merah,” ujar pemuda kelahiran Sampit yang biasa dipanggil Panglima atau Ole ini, Senin 29 April 2024.
Ia juga merasa terpanggil dengan kejadian masyarakat yang menjadi korban kebakaran besar di Sampit pada tahun 2012 dan 2013 lalu.
Chandra menyaksikan kebakaran besar di kotanya kala itu, yang lokasinya berseberangan dengan rumahnya di Gang Keluarga Jalan Usman Harun Kelurahan Baamang Hilir atau hanya terpisah oleh satu Gang yaitu Gang Usman Harun 5.
Jarak dari kampungnya ke perkampungan yang terbakar juga tak sampai 500 m, namum dirinya yang masih belia tidak bisa berbuat apa-apa
“Tetapi saya tidak bisa ngapa-ngapain juga waktu itu karena saya masih bingung mau ngapain,” ucapnya.
Setelah kebakaran itu, muncul inisiatif dari Chandra untuk bergabung dalam komunitas kemanusiaan, terlebih pada waktu itu mungkin baru ada satu relawan pemadam kebakaran di Sampit, yaitu Relawan Pemadam Api Swadaya Baamang.
Relawan Pemadam Api Swadaya Baamang adalah relawan pemadam pertama yang dibentuk oleh warga dari Gang Aman Makmur Jalan Baamang 1, dan warga Jalan Muchran Ali, kemudian Chandra ikut bergabung sebelum pandemi covid 19 melanda.
”Niat saya hanya ingin ikut menolong masyarakat, kasihan melihat orang-orang yang kena musibah kebakaran,” tutur pemuda yang sekarang sebagai mahasiswa di salah satu sekolah perguruan tinggi di Yogyakarta itu.
Pengalaman yang telah dilalui oleh Chandra mulai ikut di beberapa organisasi sosial hingga kemanusiaan, sampai belajar dari nol menghidupkan mesin alkon secara otodidak hingga beberapa kali mengikuti pelatihan pemadam kebakaran di Sampit dan di Yogyakarta.
“Alhamdulillah saya banyak menimba ilmu dari beberapa pelatihan kalau ada yang mau ilmunya bisa saya kasih tanpa syarat apapun” ucapnya.
Chandra juga pernah bersama rekannya satu tim melakukan edukasi peralatan pemadam api ringan (APAR) di Sekolah Menengah Pertama (SMP PGRI 1 Sampit) beberapa tahun yang lalu tanpa mengharapkan imbalan apapun saat melakukan edukasi.
Selain itu, ia juga aktif dalam media informasi seperti grub WhatsApp dan aplikasi zello. Aplikasi zello adalah aplikasi yang bergerak dalam komunikasi seperti WhatsApp dan SMS.
Harapan Chandra kepada seluruh pemuda pemudi Kotim khususnya agar selalu aktif dalam bidang sosial dan kebencanaan.
“Karena selain kita mendapatkan relasi kita juga bisa menambah pengalaman hingga mendapatkan ganjaran di akhirat kelak,” pungkasnya. (Nardi)