Sekda Kobar Rody Iskandar: Seni Budaya Memiliki Makna yang Strategis

MAN/BERITA SAMPIT : Sekda Kobar Rody Iskandar, Ketua TP.PKK  Hj.Harli Saparia, Plt.Dikbud Kobar Jamri, saat menyerahkan Piala kepada Juara FBBMB yang diwarnai tari masal Menari Manasai.

PANGKALAN BUN – Seni budaya memiliki makna yang strategis dalam perkembangan seni di Nusantara khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Seni juga merupakan salah satu media yang dipergunakan untuk memperkuat karakter manusia dan menjadi ciri suatu budaya.

Hal tersebut diakatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kobar Rody Iskandar, saat membacakan sambutan Pj.Bupati Kobar H.Budi Santosa, pada acara penutupan Festival Budaya Marunting Batu Aji (FBMBA) 24-27 April 2024.

“Kehidupan masyarakat termasuk kehidupan seni dan budaya dalam kondisi demikian masyarakat lokal tidak boleh tercabut dari akar historisnya baik dari aspek agama, sosial, politik, ekonomi maupun kultural,” kata Rody Iskandar.

Untuk itu, lanjut Rody, seni budaya jangan hanya sebagai sarana hiburan semata namun juga dipandang tepat sebagai sarana akhlak, karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Harapan kita, kita mampu melestarikan Budaya kita yang lebih indah, yang lebih baik, jauh dari kegersangan, sehingga semakin menambah semangat masyarakat termasuk kaula muda Kotawaringin Barat untuk melestarikan seni dan budaya lokal bahkan mempromosikan untuk menjadi daya Tarik wisatawan,” ucap Rody.

Lanjut Rody dalam pelaksanaan FBMBA ini juga diadakan stand UMKM yang ada di Kobar, oleh karena itu masyarakat dapat menikmati jajanan atau dagangan yang ada sehingga dapat berpartisipasi meningkatkan geliat perekonomian daerah.

Selain dilakukan penyerahan hadiah kepada para peserta FBMBA yang juara, pada acara penutupan tersebut juga dihadiri Ibu Pj Bupati Kotawaringin Barat yang juga Ketua TP PKK Kobar Harli Saparia.

Bahkan diakhir acara penutupan tersebut , yang mendapat sambutan hangat ribuan penonton juga dilakukan menari Manasai bersama, salah satu tari tradisional asli suku Dayak Ngaju yang berasal dari Kalimantan Tengah, yaitu tarian yang selalu digunakan suku Dayak pada acara-acara atau pesta masyarakat lokal. (Man)