Ini Alasan PT Sampit International Belum Bayarkan Gaji Karyawan

JIMMY/BERITASAMPIT - PT Sampit International yang terletak di Kecamatan MB Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur.

SAMPIT – PT Sampit International akhirnya buka suara perihal belum dibayarkannya gaji 233 karyawan selama tiga bulan terakhir melalui Tri Setianingsih selaku HRD.

Menurut Tri benar apa yang terjadi saat ini tengah diusahakan oleh pihak perusahaan untuk membayar gaji yang tertunggak serta THR ratusan karyawan itu.

“Benar memang apa yang disampaikan, saya menjawab sesuai apa yang saya bisa, karena saya baru bisa berkomunikasi dengan pimpinan melalui via telpon,” kata Tri di Sampit, Selasa 2 April 2024.

Dirinya mengaku selama ini pihaknya cukup kesulitan untuk menjalin komunikasi dengan pimpinan, sehingga dirinya berusaha untuk memberikan pengertian kepada karyawan.

“Yang saya tangkap dari pimpinan itu bahwa beliau tidak mau gaduh, karena terus terang selama ini untuk biaya itu hasil dari pinjaman untuk membiayai operasional dan gaji karyawan,” bebernya.

Perempuan yang telah bekerja di perusahaan tersebut sejak 1996 itu menerangkan bahwa sejak awal virus corona atau Covid-19 keuangan perusahaan sudah mulai tidak stabil.

Hingga saat ini perusahaan yang telah berdiri sejak 1950an itu masih belum bangkit imbas dampak dari Covid-19 yang membuat perusahaan mereka seperti di ujung tanduk.

“Terus terang dari virus Covid itu mulai kurang stabil, karena sudah banyak tidak produksi, sebelumnya masih lancar, karena tidak ada pemasukan sehingga sendat sampai sekarang tidak bisa bangkit,” ucapnya.

Dirinya menyebut bahwa sejak awal 2023 pembayaran gaji karyawan itu mulai sendat sampai lewat satu bahkan dua bulan baru bisa terbayarkan.

Ia mengakui bahwa komunikasi pimpinan kepada para staf kurang begitu intens, sehingga dirinya menegaskan bahwa pimpinan perusahaan saat ini masih berusaha untuk tetap jalan dengan menjajal kerjasama mendatangkan investor dari Rusia.

Menurutnya suntikan dana dari investor kepada PT Sampit International yang sebelumnya bernama CV Remilling ini sangat dibutuhkan.

“13 Maret kemarin ada investor dari Rusia yang datang ke sini untuk berkunjung, nah saat ini pimpinan itu masih melakukan negosiasi bagaimana agar dana bisa masuk ke perusahan. Karena calon investor itu kabarnya hanya bersedia menyediakan bahan baku,” tuturnya.

Sebelumnya pada Sabtu pekan kemarin dirinya mengaku telah bertemu dengan perwakilan karyawan untuk membahas gaji yang belum dibayarkab sejak Januari hingga Maret tadi.

“Saya kemarin Sabtu kumpulkan karyawan, pimpinan masih ingin jalan, tetapi pimpinan tidak ngomong langsung ke karyawan, namun pimpinan sampai saat ini masih mencari solusinya,” katanya lagi.

Menurutnya pimpinan perusahaan telah memberikan saran dan wacana kemudian telah dirundingkan agar sebagian karyawan untuk dirumahkan, namun wacana itu tidak diterima.

“Beliau memberikan saran semacam wacana, dan kita rundingkan kemarin untuk dirumahkan, namun karyawan tidak mau karena masih menuntut gaji,” jelas Tri.

Saat ini dari 233 karyawan, yang produktif dan aktif bekerja hanya 10 persen dan sebagian sisanya tidak ada kegiatan hanya datang untuk absen.

Perusahaan yang sudah dijalankan oleh generasi ketiga yang saat ini dipimpin oleh Sujaka Lays itu mengaku siap apabila dipanggil Disnakertrans dan memberikan keterangan dengan apa adanya.

(Jimmy)