SAMPIT – Jelang bulan suci ramadan 1445 Hijriah, jumlah penumpang kapal yang akan bertolak dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menuju Pulau Jawa mengalami peningkatan.
“Dua minggu sebelum puasa, rata-rata armada kami sudah melayani kapasitas angkut yaitu 650 pelanggan yang pulang ke Jawa untuk Nyadran, tetapi masih menggunakan tarif normal yaitu Rp290.000,” beber Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Hendrik Sugiharto, Sabtu 2 Maret 2024.
Peningkatan penumpang menurut Hendrik berangsur terjadi dalam satu bulan terakhir. Ia memperkirakan, hal itu berkaitan dengan adanya tradisi Nyadran di kalangan masyarakat Jawa dalam menyambut tibanya bulan suci Ramadan.
Nyadran merupakan tradisi ziarah ke kubur para leluhur atau keluarga yang sudah meninggal di kampung halaman. Maka dari itulah banyak warga maupun pekerja di Kotawaringin Timur yang menyempatkan mudik ke kampung halaman untuk menjalankan tradisi tersebut.
Untul diketahui, PT. DLU sendiri mengoperasikan dua armda di Pelabuhan Sampit yaitu KM Kirana III dan KM Kirana I yang melayani rute Sampit-Surabaya dan Sampit-Semarang.
Ia mengungkapkan untuk sementara jadwal yang tersedia hanya lintasan Sampit-Surabaya dengan armada KM Kirana III, sedangkan lintasan Sampit-Semarang masih konfirmasi karena KM Kirana I masih dalam pemeliharaan dan diharapkan segera kembali beroperasi.
“Saat ini pun masih banyak calon penumpang yang memesan tiket untuk keberangkatan menjelang ramadan. Loket penjualan tiket pun menjadi lebih ramai dari biasanya.
Sementara itu soal tarif, Hendrik menjelaskan terhitung mulai 1 Maret 2024 sudah ada pola tarif bertingkat. Pihaknya melakukan penyesuaian dari tarif dasar Rp290.000 per orang dengan besaran kenaikan yang telah ditentukan.
Terhitung H-40 sampai H-30 Lebaran Idul Fitri, kenaikan tarif diberlakukan sebesar 10 persen. Namun mulai H-29 sampai H-23 ada penurunan tarif 15 persen. Hal ini untuk menarik minat masyarakat dengan tarif lebih murah agar calon pelanggan dapat mudik lebih awal dan tidak berdesakan.
Selanjutnya pada H-22 sampai H-11 Lebaran, tarif kembali dinaikkan sebesar 30 persen, sedangkan pada H-10 sampai H-2 kenaikan tarif menjadi 50 persen.
Berkaitan dengan itu ia mengakui telah melakukan koordinasikan dengan manajemen kantor pusat. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurai agar tidak sampai terjadi penumpukan calon penumpang karena selama ini sering terjadi lonjakan menjelang lebaran.
Pihaknya berharap angkutan penumpang dan barang tidak mengalami kendala hingga mendekati lebaran nanti. Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal sehingga bisa lebih nyaman karena penumpang belum terlalu padat dibanding saat puncak arus mudik nantinya.
“Rencana DLU dari Sampit-Surabaya untuk H-30 sampai dengan H-2 ada tujuh call (keberangkatan), Sampit-Semarang juga sama. Sehingga, semua ada 14 call selama angkutan Lebaran. Dan pada H-15 sampai dengan H-2 ada empat call masing-masing lintasan,” jelas Hendrik. (im)