Durian Banjiri Kota Pangkalan Bun hingga di Bandrol Rp15.000 Per Buah dan Manisnya Mantap

Penulis saat makan Durian yang harganya Rp15.000/buah.

Oleh : Maman Wiharja (Wartawan Senior_beritasampit.com)

Sejak awal Bulan Januari sampai sekarang, Minggu 21 Januari 2024, seiring dengan curah hujan semakin meningkat (baik intensitas dan frekuensinya), yang diwarnai musim buah Durian, kini Kota Pangkalan Bun  kembali dibanjiri puluhan ribu buah Durian segar.

Pantauan penulis, lantaran saking banyaknya, di Kota Pangkalan Bun, Durian dibandrol Rp15.000 per buah. Selain rasanya aduhai manisnya mantap, sampai dimakan sendiri oleh penulis tidak habis.

“Hayo diobral Rp15.000 perbiji yang agak besar Rp50.000 tiga biji, silahkan buktikan makan disini, kalau engga manis atau busuk jangan dibayar, maniskan yah Pak,“ kata Sumarjo, pedagang Durian dadakan yang menggunakan pick up mangkal di Jalan Iskandar Pangkalan Bun, kepada penulis.

Saat penulis makan durian, jadi  teringat ke ‘Pasar Durian’ di Jalan Pemuda arah Pasar Johar Kota Semarang, karena belum lama ini penulis dengan seorang sahabat pergi ke Semarang dan sempat singgah di Pasar Durian tersebut.

Setelah penulis memilih satu durian,( yang besarnya hampir sama dengan durian yang Rp 15.000 , yang dimakan penulis engga habis di Pangkalan Bun), saat ditanya harganya. Penulis jadi kaget, karena harganya sangat mahal sampai Rp200.000 per buah.

“Yang dipegang Bapak itu harganya Rp200.000 dan yang sedang Rp300.000, yang bentuknya egak besar Rp400.000,“ kata salah seorang karyawan Pasar Durian, kepada penulis.

Bagi warga pendatang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, juga Jakarta, dan wilayah lainnya dari luar Kalimantan yang sekarang sudah menetap dan memiliki KTP menjadi warga Kabupaten Kobar, perlu sekali mengucapkan “Syukur Alhamdullilah”. Karena salah satu unsur kecil, yang telah diberikan Allah SWT yakni melalui buah Durian telah kita rasakan kenikmatan manisnya, dan selain rasanya manis juga harga duriannya lebih murah dibandingkan dengan di Jawa.

Faktanya memang nyata, saat penulis belum lama menetap di Kota Pangkalan Bun, waktu itu sempat meliput kegiatan Bupati Kobar Ir. H. Abdul Razak, berkunjung ke Lamandau (saat Kabupaten Kobar belum dimekarkan) bersama rombongan Pak Azma (almarhum ) Kabag Humas Setda Kobar.

Sesampainya di Kecamatan Lamandau, rombongan Bupati langsung menuju Desa Kubung Kecamatan Delang, yang disambut Kades dan aparatnya, serta puluhan warga desanya.

Sebelum rombongan sampai kekantor Desa Kubung, saat penulis didalam mobil melihat sepanjang jalan yang belum diaspal nampak  belantara hutan yang ditumbuhi pohon durian, yang lebat buahnya. Bahkan, ada pula sejumlah warga yang sedang memanen buah durian.

Setelah ada pertemuan di Desa, Bupati Abdul Razak bersama rombongan istirahat, karena waktu sudah agak sore akhirnya menginap sekaligus malamnya menghadiri upacara adat Suku Dayak Delang.

Saat berada di Desa Kubung, penulis kenyang makan buah durian secara gratis, karena warga Desa sudah menyiapkan hampir seribu lebih buah durian. Selain untuk dimakan bareng, juga boleh dibawa pulang untuk oleh-oleh buah durian dari Delang Lamandau, yang rasasa manis dan lezat.

Nah itulah, salah satu fenomena buah durian di alam di Kalimantan Tengah ( Kalteng ) khususnya seluruh ‘Borneo’/Kalimantan umumnya, yang hutan rimbanya ditumbuhi aneka jenis buah durian.

Jujur saja, buah durian di Kalimantan memang luar biasa manisnya.

Kota Pangkalan Bun sendiri, di Kalteng merupakan salah satu kota  ‘transit’, khususnya tempat menjual / ‘bursa durian’ dari Kabupaten Lamandau, Sukamara, dan Kabupaten Ketapang (Kalbar).

Maka disaat musim durian, Kota Pangkalan Bun, sering kebanjiran durian, harganya pun sangat murah. ***