Persaingan Tidak Sehat Tampaknya Sudah Dimulai

Nako, S.Kom., SH/Pemimpin Redaksi Berita Sampit.

MELINTAS di sudut Kota Sampit pemandangan dihiasi dengan alat peraga sosialisasi (APS) para kandidat yang bertarung pada pemilihan legislatif 14 Februari 2024 mendatang.

Namun ada pemandangan yang kurang bagus terlihat karena ada sejumlah APS yang tampaknya memang sengaja dirusak.

Kondisi ini tentunya juga membuat rasa kekecewaan datang dari mereka yang APS-nya banyak jadi korban persaingan politik yang tidak sehat ini.

Harusnya ini tidak sampai terjadi, bahkan yang dikhawatirkan oknum pelaku pengrusakan adalah orang suruhan dari oknum caleg itu sendiri, tentu ini akan jadi masalah besar terhadap persaingan politik yang tidak sehat di daerah ini.

Bukan tidak mungkin cara-cara lain juga bisa digunakan untuk menang agar bisa duduk sebagai wakil rakyat, karena praktik-praktik kotor sangat mudah dimainkan manakala penyelenggara pemilu hingga penegak hukum tutup mata dengan persoalan semacam ini.

Ini bukan masalah kecil, penyelenggara pemilu hingga pihak penegak hukum harus menghentikan cara-cara kotor ini agar pelaksanaan pileg nantinya menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas.

Bahkan sejumlah caleg yang APS-nya di rusak meminta agar masalah ini bisa ditindak secara tegas dan jangan sampai terkesan dibiarkan.

Namun demikian nampaknya hingga kini masalah ini tidak ada tanda-tanda untuk ditindaklanjuti, ataukah memang penanganannya dilakukan secara tertutup?

Tidak hanya soal itu, yang juga jadi sorotan saat ini yakni masalah lain yang juga tidak kalah penting untuk diselesaikan, dugaan penggelembungan daftar pemilih tetap (DPT) di RT 31 Kelurahan Ketapang, Kecamatan MB Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur yang mencapai angka luar biasa yakni 4.582.

Padahal dari data Disdukcapil Kotim sesuai KTP warga di RT itu hanya 660 orang saja, masalah serius ini harus dituntaskan, jangan sampai data ini tetap digunakan saat Pemilu tahun ini.

Jika masalah ini lagi-lagi diabaikan, maka tidak salah jika prediksi kedepan terjadi kecurangan-kecurangan terhadap pelaksanaan pemilu juga akan dibiarkan.

Oknum yang akan bermain curang juga akan lebih berani karena mereka sudah tahu masalah apapun yang akan terjadi semuanya akan terkondisi.

Jika yang duduk sebagai wakil rakyat nanti adalah oknum yang bermain curang, apakah yang rugi hanya caleg yang bermain sportif, tentu tidak!

Semua akan rugi, rakyat akan rugi, pemerintah akan rugi, karena ratusan miliar dianggarkan untuk pemilu namun menghasilkan wakil rakyat yang tidak punya kualitas.

Saatnya sekarang yang duduk sebagai wakil rakyat mereka yang mampu dan memiliki gagasan, dan punya program untuk membangun daerah bukan sebaliknya berfikir bagaimana duduk tanpa harus tahu apa tugas dan tanggungjawabnya sebagai wakil rakyat.

(Penulis Nako, S.Kom., SH/Pemimpin Redaksi Berita Sampit)