BIMA – Seiring dengan perkembangan teknologi, Ujian Nasional Berbasis Komputer (ANBK) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan di seluruh Indonesia. Namun, keadaan ini tidak selalu menguntungkan bagi siswa Sekolah Dasar Negeri ( SDN) Inpres Lere Kecamatan Parado Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka terpaksa menjalani ujian di puncak gunung setempat karena kondisi jaringan internet yang tidak stabil di Desa Mereka. Rabu, 25 Oktober 2023
Para siswa SDN Inpres Lere harus menghadapi tantangan yang luar biasa untuk mengatasi masalah jaringan internet ini. Situasi ini dipicu oleh kondisi jaringan internet yang buruk di sekolah mereka. Meskipun sudah tiga tahun berjalan, Pemerintah Desa Lere dan masyarakat setempat sudah melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Bima (Diskominfostik) agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas internet di Desa Lere, namun hingga saat ini belum ada kejelasan dari Dinas terkait.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan kekecewaan, tidak hanya bagi siswa dan orang tua mereka, tetapi juga bagi guru dan staf sekolah yang berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk siswa.
Abdul Khalik, salah satu guru SDN Inpres Lere menyebutkan, dalam upaya untuk memastikan bahwa siswa tetap dapat mengikuti ujian, pihak sekolah SDN Inpres Lere harus mengambil langkah ekstra dengan membawa peralatan ujian dan memastikan bahwa siswa dapat terhubung dengan internet di puncak gunung. Meskipun sulit dan menguras energi, siswa tetap menunjukkan semangat dan kegigihan yang luar biasa.
“Sudah tiga tahun terakhir kami dihadapkan dengan keadaan seperti ini. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara perkembangan teknologi dan infrastruktur di daerah terpencil. Pemerintah perlu mengambil tindakan yang serius untuk memperbaiki keadaan ini dan memastikan bahwa siswa di seluruh Indonesia memiliki akses yang adil dan setara terhadap pendidikan,” jelasnya
Ia mengatakan, dalam situasi ini, siswa SDN Inpres Lere telah menunjukkan kekuatan dan ketangguhan mereka dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga. Meskipun dihadapkan pada kondisi jaringan yang tidak stabil, mereka tetap berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik dalam ujian mereka meskipun harus menempuh jarak hingga 7 kilometer agar bisa mendapatkan akses jaringan internet yang stabil
“Apa yang di alami SDN lere ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan bahwa akses yang adil dan merata terhadap teknologi dan infrastruktur adalah hak setiap siswa. Semua anak-anak di Indonesia, tanpa terkecuali pantas mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan yang berkualitas,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SDN Inpres Lere, Siti Syarah S. Pd., mengungkapkan, tahun ini sebanyak 24 siswa dari kelas VI dihadapkan pada tantangan yang memprihatinkan. Akibat kondisi jaringan internet yang tidak memadai di Desa Lere telah memaksa mereka untuk menjalani ujian di puncak gunung , dengan harapan agar bisa mendapatkan sinyal yang cukup untuk melaksanakan ujian.
“Tiiga tahun belakangan ini kami SDN Inpres Lere menghadapi kendala serius dalam hal konektivitas internet. Dalam persiapan yang intensif menjelang ANBK, siswa-siswa ini menyadari bahwa fasilitas jaringan di Desa Lere tidak mampu memenuhi persyaratan teknis untuk melaksanakan ujian secara online,” imbuhnya.
Dikatakannya, proses persiapan untuk ujian ini tidaklah mudah. Siswa-siswa harus melakukan perjalanan yang melelahkan, sehingga membutuhkan waktu cukup panjang untuk mencapai puncak gunung. Mereka juga terpaksa membawa makanan sendiri.
Keadaan yang dirasakan oleh siswa-siswi SDN Inpres Lere ini menjadi cerminan dari ketabahan dan kegigihan siswa Indonesia dalam menghadapi tantangan. Situasi ini juga merupakan pengingat bagi kita semua akan pentingnya akses yang merata ke teknologi dan infrastruktur yang memadai, terutama dalam sektor pendidikan.
Pihaknya berharap agar Pemerintah dan pihak terkait harus mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan akses internet yang memadai di seluruh negeri, terutama di daerah pedesaan. Setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa terhalang oleh kendala teknologi.
“Berharap apa yang dialami oleh siswa SDN Lere ini dapat dijadikan inspirasi agar kita terus berjuang untuk mewujudkan kesetaraan dalam pendidikan di Indonesia, tidak peduli seberapa terpencil atau sulitnya kondisi. Semua anak pantas mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas, tanpa terpengaruh oleh hambatan-hambatan teknis,” harapnya.
(Nain)