SAMPIT – Manajemen PT Mentaya Sawit Mas (MSM) anak perusahaan Wilmar Group kembali menawarkan janji kepada lima desa di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam mediasi yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten setempat, Senin 7 November 2022, janji ini mereka sampaikan saat warga akan melakukan demo dalam waktu dekat ini.
“Kami mungkin mampu hanya menawarkan senilai tidak lebih dari angka yang seperti PT Mustika Sembuluh,” kata Pumpung Manager Plasma PT MSM saat mediasi dihadapan para Kepala Desa saat mediasi di aula kantor Setda Kotim.
Namun demikian tawaran tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh para Kepala Desa di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotim itu.
Adapun kepala desa yang hadir dalam rapat itu yakni Kepala Desa Baampah Rahmad, Kepala Desa Kawan Batu H Sumardi, Kepala Desa Penda Durian Rio Setiawan, Kepala Desa Tanjung Bantur Wahyudi dan Kepala Desa Pahirangan M Wanson.
“Kami menolak tawaran dari manajemen, karena nilai dari dana talangan atau dana tunggu hanya tiga ratus ribu rupiah per hektare, itu jika dihitung tidak masuk akal, dan lagi kami yakin setelah manajemen itu memberikan dana itu maka sampai kiamat pun tidak memberikan plasma kepada kami,” tegas Rahmad.
Pihaknya mengaku kecewa atas mediasi yang kesekian kalinya digelar itu kembali gagal karena tidak membuahkan hasil. Di mana pihak perusahaan dinilai hanya mengumbar janji seperti 2008 silam.
“Kami ditawarkan solusi dengan dana talangan atau dana tunggu. Namun nilainya tidak masuk dengan luasan wilayah kami apabila dibandingkan dengan PT Mustika Sembuluh. Hal seperti ini sudah kami lakukan sejak puluhan tahun lalu, namun hanya janji dari perusahaan,” tegasnya.
Tidak adanya kesepakatan dari mediasi itu membuat pihaknya bersikukuh untuk tetap melakukan demonstrasi di PT MSM dengan jumlah massa yang akan diturunkan yakni 4.000 orang warga pada Senin 14 November 2022 mendatang.(jmy)