Banggar DPR: Ekonomi Kian Bangkit di Tengah Ancaman Resesi 2023

Anggota Banggar DPR Mukhtarudin

JAKARTA– Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 persen di kuartal III-2022 menjadi pertanda bahwa Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan akibat Covid-19.

Mesti dibayangi ancaman resesi global, namun Mukhtarudin optimistis pada kuartal IV perekonomian masih bisa tumbuh di atas 5 persen.

“Saya berharap pemerintah mempercepat belanja seperti penyaluran bantuan sosial maupun insentif dan stimulus kepada pelaku usaha di tanah air,” tandas Mukhtarudin, Selasa, (7/10/2022).

Dengan langkah-langkah kebijakan yang ditempuh, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini yakin perekonomian masih bisa tumbuh sesuai target hingga akhir tahun 2022 ini.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 1,81 persen pada kuartal III 2022 kemarin. Dengan realisasi itu, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,72 persen secara tahunan (year on year).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya, upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dari sejumlah tekanan ekonomi, salah satunya memberikan perlindungan sosial dalam bentuk bansos.

Respons tersebut katanya ditandai dengan meningkatnya realisasi penyaluran perlindungan sosial sebesar 12,46 persen secara year on year dan subsidi energi, BBM sebesar 111,96 persen.

Ia mengatakan respons pemerintah tersebut telah berhasil mempertahankan daya beli masyarakat sehingga bisa menopang konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

Selain faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 juga ditopang oleh peningkatan aktivitas masyarakat yang sempat tertahan oleh kebijakan PPKM selama masa pandemi covid kemarin.

Peningkatan aktivitas masyarakat itu tercermin dari kunjungan wisatawan mancanegara yang tumbuh 10.764,29 persen secara year on year.

“Catatan dari domestik, kita lihat indikasi mobilitas masy makin pulih dibandingkan dengan kuartal III 2021. Ini ditandai dengan perkembangan jumlah wisman yang tumbuh 10.746,29 persen secara year on year,” katanya.

Sedangkan faktor ketiga adalah kinerja ekspor.

“Kita lihat bahwa neraca dagang RI surplus US$14,92 miliar, tumbuh 12,58 persen (yoy). Kalau diperhatikan surplus tersebut dari beberapa komoditas unggulan, seperti batu bara US$13,31 miliar, kelapa sawit ekspornya capai US$8,95 miliar, besi baja ekspor US$6,38 miliar,” katanya.

(adista/beritasampit)