SAMPIT – Keinginan Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Kalimantan Tengah agar Solar subsidi dicabut dianggap sebagai sikap yang keteralaluan, bahkan hal itu dianggap bukan kewenangan mereka untuk mendesak pencabutan subsidi tersebut.
Jika sampai itu terjadi maka yang dirugikan adalah sopir angkutan atau pengusaha skala kecil, menanggapi aksi ALFI pada Selasa, 23 Agustus 2022 tersebut sejumlah sopir berencana akan melakukan aksi tandingan mendukung agar Solar subsidi jangan sampai dicabut.
“Kalau dicabut kami pengusaha kecil ini keberatan, karena harapan kami subsidi selama ini, tidak mampu kami beli non subsidi,” kata Fahmi Rujaya, sopir truk saat mengisi solar di SPBU Jalan MT Haryono Sampit, Rabu 24 Agustus 2022.
ALFI kata dia didalamnya adalah pengusaha besar yang benaung CV maupun PT, berbeda dengan mereka, sehingga sangat wajar jika ALFI gunakan industri. Maka dari itu jika ingin menuntut untuk dicabut semua aspek harus dipertimbangkan agar jangan justru merugikan yang lain, termasuk pengusaha angkutan untuk material bangunan dan kebutuhan pokok tersebut seperti mereka.
Di sisi lain juga mereka menuding aksi yang dilakukan ALFI sebagai bergeming mereka agar bisa dapat jatah Solar subsidi seperti halnya organisasi angkutan darat (Organda) Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Jika persoalannya ada di situ jangan korban kita, silahkan mereka ajukan untuk jatah mereka kalau mau punya jatah juga seperti Organda,” tegas Fahmi.
Bahkan kata Fahmi mereka sudah mulai rapat, jika ALFI tetap ngotot akan mendesak Solar subsidi dicabut mereka akan menurunkan massa yang lebih banyak untuk aksi tandingan.
Sopir truk lainnya Abdul Kadir juga mengaku tidak paham dengan keinginan sejumlah orang agar di SPBU tidak ada antrean lagi, hal itu sangat mustahil. Justru sebaliknya jika tidak ada antrean maka sopir truk atau kendaraan lainnya yang ingin mengisi Solar akan berebut.
“Keberadaan teman-teman yang mengatur parkir inilah yang sangat membantu, agar antrean bisa tertata dengan baik, jika tidak diatur kami sesama sopir bisa saling baku hantam,” tegasnya.
Dia juga menganggap terlalu, pihak yang ikut membantu mengatur parkir di SPBU disebut sebagai preman, bagi mereka itu hanyalah anggapan segelintir oknum saja. Padahal dibalik itu banyak yang tidak mengetahui pentingnya keberadaan petugas parkir di SPBU itu sendiri.
Senada yang diungkapkan Sunarto sopir truk yang mengaku masih tergantung dengan Solar subsidi tersebut. Dirinya keberatan jika subsidi Solar dicabut, bahkan mendukung Bersama rekan-rekannya yang lain melakukan aksi tandingan dari ALFI di DPRD Kotim.
“Kalau ALFI ingin dapat Solar subsidi juga ayo ikut kita sama-sama di sini mengisi, tapi tetap harus antri,” tegas Sunarto.(naco)
NACO : BERITA SAMPIT – Sejumlah sopir truk angkutan saat antre mengisi Solar di SPBU Jalan MT Haryono Sampit.