PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah kembali menyampaikan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK), selama bulan Januari 2022, Rabu 2 Februari 2022.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro, menerangkan bahwa perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2022 secara umum di Kota Palangka Raya menunjukkan adanya kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Januari 2022 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,62 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,84 pada Desember 2021 menjadi 108,51 pada Januari 2022.
“Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 0,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 3,13 persen,” kata Eko Marsoro.
Inflasi bulanan dan tahun kalender terjadi karena peningkatan indeks kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,13 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,85 persen), kelompok pendidikan (0,70 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,62 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,56 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,51 persen), kelompok transportasi (0,45 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,39 persen), kelompok kesehatan (0,10 persen), serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,03 persen).
Sementara kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kota Palangka Raya pada Januari 2022, antara lain seperti bahan bakar rumah tangga, beras, minyak goreng, kue basah, ikan baung, semangka, telur ayam ras, angkutan udara, mie kering instant, dan sekolah menengah atas.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga dan memperlambat laju inflasi Kota Palangka Raya, antara lain seperti sawi hijau, daun singkong, cabai rawit, bayam, daging ayam ras, cabai merah, kangkung, minuman ringan, biaya administrasi transfer uang, dan ikan gabus.
“Inflasi tahun ke tahun pada Januari 2022 (3,13 persen) di Kota Palangka Raya disebabkan oleh meningkatnya indeks harga komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (5,53 persen), kelompok transportasi (4,46 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (2,78 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (2,35 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (2,15 persen),” ujarnya.
Searah dengan Palangka Raya, perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2022 di Kota Sampit secara umum juga menunjukkan adanya kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,58 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,37 pada Desember 2021 menjadi 111,01 pada Januari 2022.
Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 0,58 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 5,12 persen.
Inflasi bulanan dan tahun kalender ini terjadi karena peningkatan indeks kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,08 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,78 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,76 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,56 persen), kelompok transportasi (0,17 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,14 persen), dan kelompok kesehatan (0,05 persen).
“Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,53 persen). Sementara kelompok rekreasi, budaya olahraga, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan/relatif stabil,” katanya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kota Sampit pada Januari 2022, antara lain seperti bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, minyak goreng, beras, tomat, sabun mandi cair, rimbang/tengkokak, dan bawang putih. Sementara itu beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memperlambat laju inflasi Kota Sampit, antara lain seperti ikan selar/ikan tude, biaya administrasi transfer uang, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sawi hijau, cabai rawit, cabai merah, pelumas/oli mesin, televisi berwarna, ikan gabus, dan udang basah.
“Inflasi tahun ke tahun (5,12 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok kesehatan (23,40 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (15,81 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (4.94 persen), kelompok pendidikan (4,35 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (4,15 persen),” ujarnya.
(Hardi/beritasampit.co.id)