BRIN Berupaya Membumikan Sejarah Lokal

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26, pada Selasa (10/8/2021). ANTARA/HO-Humas BRIN/am.

JAKARTA – Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya Kota Metro, Lampung, berupaya membumikan dan melakukan pengembangan sejarah lokal.

“Menguatnya kesadaran sejarah dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat menjadi sinyalemen baik terwujudnya masyarakat yang tidak hanya dewasa dalam kebudayaan, tetapi juga berperadaban,” kata Pelaksana tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN Ahmad Najib Burhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu 30 Januari 2022.

Hasil penelitian dan pengembangan sejarah lokal tersebut ditulis dalam buku berjudul Menyebar Semangat Sejarah Lokal Lampung: Sehimpun tulisan dari Lampung, untuk membumikan sejarah lokal kepada masyarakat.

Alasan utama penulisan sejarah lokal itu adalah untuk memperkaya sumber literasi kesejarahan, menyemarakkan kembali penulisan sejarah lokal, membuka peluang pariwisata kesejarahan, mengembalikan sejarah ke masyarakat untuk pelibatan masyarakat sebagai pelaku dan produsen sejarah itu sendiri.

Buku tersebut memiliki keistimewaan tidak hanya karena menambah pemahaman mengenai sejarah di Lampung, tetapi juga karena mampu memberikan perspektif baru bagaimana memasyarakatkan sejarah dengan bahasa dan sajian yang lebih mudah diterima semua kalangan.

“Sejarah tidak dipahami semata berdasarkan angka tahun dan peristiwa masa lampau saja namun dapat dikontekskan dalam kehidupan masa kini,” ujar Najib.

Penulisan sejarah lokal diharapkan mampu melestarikan warisan budaya bangsa, terutama yang bersumber dari daerah yang hingga kini belum sepenuhnya diteliti atau dikembangkan.

Dengan membaca buku tersebut, masyarakat Lampung sendiri dapat membangkitkan kisah-kisah sejarahnya dan melestarikan peninggalan budayanya.

“Karena masyarakat yang besar dan maju adalah masyarakat yang tidak kehilangan budayanya dan menjadikan budaya itu sebagai identitas dan jati diri,” tuturnya. (Antara/beritasampit.co.id).