Masyarakat Desa Amin Jaya Kecewa, Tak Dapat Bantuan Mobil Ambulans Dari PT. IT

IST/BERITA SAMPIT - Mobil ambulans bantuan dari PT. Indotruba Tengah, yang telah disumbangkan ke Pemkab Kobar, Kotim dan Pemkab Seruyan.

PANGKALAN BUN – Masyarakat Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) merasa kecewa atas kebijakan Bupati Kobar.

Pasalnya satu unit mobil Ambulans bantuan dari PT. Indoturba Tengah (IT) bukan untuk desa, melainkan untuk salah satu organisasi kemasyarakatan. Pada hal Desa Amin Jaya sangat membutuhkan mobil ambulans untuk kepentingan masyarakatnya.

Kepala Desa Amin Jaya Imam Hambali, saat dikonfirmasi Minggu, 19 Desember 2021, mengakui dirinya pada tanggal 15 Desember 2021 mendapatkan undangan dari PT. Indotruba Tengah untuk menghadiri penyerahan 3 unit mobil ambulans.

“Saat itu kami hadir, dan acara penyerahan bantuan 3 unit mobil ambulans dihadiri oleh Pak Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, dan dari Kabupaten Seruyan dihadiri Asisten I dan dari Kabupaten Kotawaringin Timur dihadiri Kepala Dinas Kesehatan, karena bantuan mobil ambulans itu untuk 3 kabupaten, dimana batuan mobil ambulans tersebut untuk penanganan Covid-19,” kata Imam Hambali.

Menurut Dia, wilayah Desa Amin Jaya merupakan ring satu dari perkebunan PT Indotruba Tengah, jadi sangat wajar jika desanya mendapatkan bantuan mobil ambulans itu, mengingat kondisi ambulans milik Desa Amin Jaya sudah tidak layak pakai, mengingat usianya sudah 10 tahun lebih.

“Karena kami mendapatkan undangan, kami memperkirakan mobil tersebut untuk Desa Amin Jaya, ternyata yang kami dengar atas keputusan Ibu Bupati, mobil ambulans tersebut untuk organisasi kemasyarakatan lainnya, kami terus terang sangat kecewa, tapi mau bagaimana, pada hal kami sangat membutuhkan mobil ambulans tersebut,” jelas Imam Hambali.

Desa Amin Jaya dengan jumlah penduduknya sebanyak 400 kepala keluarga atau sekitar 9000 jiwa, sebagian besar bekerja di PT Indotruba Tengah, sehingga desanya sangat membutuhkan armada ambulans.

“Untuk wilayah Kobar, desa kami yang pertama menyediakan mobil ambulans untuk warga, jadi saat ini kondisinya sudah tua, apabila ada warga yang harus dirujuk ke rumah sakit di Pangkalan Bun, kami tidak berani menggunakan ambulans desa karena sangat berisiko takut mogok saat di perjalanan,” ujar Imam Hambali. (Man/beritasampit.co.id).