PEMUDA, merupakan the next pemimpin bangsa. Baik buruknya bangsa kedepan ditentukan pemuda hari ini. Karenanya, sejak dini seorang pemuda harus mampu membaca perkembangan zaman, saat ini dan mendatang.
Kita flashback, merdekanya bangsa Indonesia dari kolonialisme tidak terlepas dari peran pemuda, bahkan tidak berlebihan kalau kita sebut peran pemuda lah yang paling besar. Merekalah kala itu membangkitkan kesadaran kolektif untuk bersatu dan merdeka.
Sebut saja berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908 yang menjadi tonggak Kebangkitan Nasional dan lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak persatuan, sehingga mampu merintis dan membuka jalan kemerdekaan. Dengan pikiran, cucuran keringat, darah hingga nyawa, akhirnya tanggal 17 Agustus 1945 diproklamirkanlah kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dari kejadian itu, bisa kita lihat bagaimana pemuda tempo dulu membuat terobosan yang maha penting, mampu menularkan kesadaran dengan deras kepada rakyat Indonesia untuk bersatu, berjuang, dan merdeka. Dan dari sini pula kita lihat bagaimana jiwa mereka sangat visioner dan mereka sangat menjunjung tinggi kepentingan bangsa. Alhasil, problem bangsa ini agar terbebas dari belenggu kolonialisme dapat terwujud. Merdeka.
Tepat hari ini 28 Oktober 2021, sembilan puluh tiga tahun silam diucapkan Sumpah Pemuda yang intinya satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia. Tentu waktu itu bukan sekedar ucapan di bibir, tapi dimaknai mendalam yang kemudian diwujudkan dalam sikap.
Saat ini, dunia, termasuk negara kita Indonesia dihadapkan pada persoalan pandemi Covid-19. Selain kesehatan masyarakat, efek dominonya juga begitu besar terhadap ekonomi dan kehidupan sosial.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, spirit sumpah pemuda sangat dibutuhkan. Kalau dulu persatuan untuk merdeka dari kolonialisme, sekarang juga dibutuhkan persatuan untuk menghadapi pandemi. Menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksin adalah harga mati rakyat Indonesia agar terbebas dari belenggu pandemi Covid-19.
Soal sektor ekonomi, kita sedang tidak baik-baik lantaran dampak pandemi Covid-19. Maka dari itu masyarakat, khususnya generasi muda harus ambil bagian berkontribusi dalam peningkatan ekonomi. Generasi muda sekarang harus melek ekonomi kreatif. Kemudian kita juga harus saling dukung dan gotong royong dalam pengembangan usaha.
Selanjutnya adalah persoalan sosial yang harus kita waspadai. Karena akibat pandemi dan persoalan ekonomi, maka ada persoalan sosial dibelakangnya. Tentu kita berharap persoalan sosial, apalagi mengarah kepada chaos atau kekacauan tidak terjadi. Untuk itu dibutuhkan sikap kebersamaan untuk saling tolong menolong dan melindungi.
Jadi kita berharap semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga ekonomi bisa pulih kembali dan persoalan sosial tidak terjadi. Maka prokes dan vaksinasi harus dilakukan. Mari kita bersinergi dan berkolaborasi dalam menghadapi pandemi ini.
Selain pandemi Covid-19, kita juga saat ini dihadapkan dengan era revolusi industri 4.0. Bahkan dibeberapa negara sudah mengarah bahkan menjalani era 5.0. Era ini identik dengan perkembangan tekhnologi. Kemajuan tekhnologi ini bagai dua sisi mata pedang. Disatu sisi sangat bermanfaat dan membantu aktifitas kita, namun disisi lain bisa menjadi “bumerang” atau merugikan dirinya sendiri.
Sejumlah hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia dalam sepertiga harinya berada dalam tekhnologi digital. Ini artinya, masyarakat Indonesia sudah mampu beradaptasi dengan tekhnologi digital. Artinya tidak gaptek, gagap tekhnologi. Hanya saja penggunaan tekhnologi tersebut apakah dimanfaatkan dengan benar untuk membantu, mempermudah dan produktifitas kita, atau sebaliknya.
Banyak hal yang bisa kita lakukan di era kemajuan tekhnologi digital ini. Misal dalam beberapa platform media sosial, selain memudahkan komunikasi dan mengefektifkan aktifitas, juga bisa dimanfaatkan untuk produktifitas, mengingat tekhnologi digital ini tidak terbatas dengan ruang dan waktu.
Mulai dari “say hello”, kegiatan rapat, webinar, pelatihan, jual beli dan kegiatan lainnya bisa dilakukan di ruang digital. Hal ini tentu sangat membantu dan memudahkan kita dalam beraktivitas, bahkan meningkatkan produktifitas.
Namun faktanya juga, kemajuan tekhnologi diwarnai dengan hal-hal negatif, bahkan tindakan kriminal seperti penghinaan, ujaran kebencian, berita bohong (hoax), penipuan, pemerasan, perkelahian, bahkan ancaman persatuan dan kesatuan kita.
Maka dari itu, kemajuan tekhnologi digital ini harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk mempermudah kita dalam menjalankan aktivitas dan produktifitas, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Maka cakap dan bijaklah dalam memanfaatkan tekhnologi digital.
Dari beberapa hal di atas, peran kita selaku generasi muda sangat dibutuhkan. Persoalan kesehatan, ekonomi, sosial dan tekhnologi menjadi tantangan kita. Saya berkeyakinan, dengan spirit sumpah pemuda maka kita generasi muda bisa membawa bangsa ini mampu menghadapi dan melewati tantangan tersebut.
Sebagai penutup, mari kita, khususnya generasi muda mengambil spirit sumpah pemuda yakni persatuan. Mari kita bersatu hadapi pandemi Covid-19 dengan menerapkan prokes dan mengikuti vaksinasi, sehingga kita merdeka dari pandemi, dan ekonomi pulih kembali serta tidak ada persoalan sosial. Mari kita bersatu untuk cakap dan bijak dalam memanfaatkan kemajuan tekhnologi digital.
Akhir kata, Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 93 Tahun. Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh. (*)