Pemkab Kotim Upayakan Insentif untuk Guru Ngaji

Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor menyerahkan piagam dan bingkisan untuk perwakilan guru mengaji dalam acara yang digagas komunitas One Day One Juz di aula rumah jabatan bupati, Sampit, Rabu 28 April 2021.//Ist_Ant/Norjani.

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), akan mengalokasi anggaran berupa insentif untuk guru mengaji.

Hal ini disampaikan Bupati Kotim, Halikinnor,saat menghadiri penyerahan penghargaan untuk 100 guru mengaji yang digagas komunitas One Day One Juz (ODOJ) sebagai bentuk apresiasi terhadap para guru mengaji di daerah ini.

“Insya Allah tahun depan untuk guru mengaji diberi insentif bulanan. Seperti di desa dan kampung-kampung, mereka perlu dibantu. Saya yakin mereka ikhlas mengajar mengaji, tapi kita tentu harus memperhatikan karena keluarga mereka juga butuh makan,” katanya,Kamis 29 April 2021.

Dilansir dari Antara, Halikinor mengatakan, saat ini tim anggaran masih menghitung berapa kebutuhan anggaran untuk merealisasikan rencana tersebut. Besarannya akan disesuaikan kemampuan keuangan daerah.

“Untuk pendataannya, rencananya akan dilakukan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat. Data itu nantinya akan dikoordinasikan dengan Kementerian Agama agar tidak tumpang tindih dengan program serupa yang mungkin juga dijalankan instansi vertikal tersebut,” katanya.

Ia menyebut umat Islam di Kotawaringin Timur secara kuantitas sangat banyak, namun secara kualitas perlu terus didorong agar meningkat. Untuk itu, perlunya keterlibatan masyarakat, khususnya warga yang memiliki rezeki lebih, untuk membantu para guru mengaji.

Upaya ini diakui memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itu harus dilakukan bersama-sama dengan menguatkan pemahaman bahwa hidup juga harus mempersiapkan kehidupan akhirat.

“Orang kaya banyak, tapi yang peduli dengan agama harus terus kita dorong. Di desa-desa bahkan ada yang menunggak menyumbang untuk guru mengaji, padahal membeli rokok mampu saja. Artinya ini sebenarnya kepedulian kita. Membayar kursus bahasa Inggris ada yang sanggup bayar sampai Rp1 juta sebulan. Tapi membayar guru mengaji, pikir-pikir. Makanya pemerintah juga akan membantu,” kata Halikinnor.

Seorang guru mengaji, Ustadz Rabita, mengaku senang mendengar rencana pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk insentif guru mengaji.

Hal itu, merupakan bentuk penghargaan kepada para guru mengaji yang mengabdikan diri untuk mengajari anak-anak bisa membaca Al Quran. Sebab selama ini guru mengaji umumnya menjalani kegiatan karena panggilan jiwa dan ibadah, bahkan ada yang tetap mengajar dengan ikhlas dan tidak mematok bayaran.

“Banyak tantangan yang dihadapi di lapangan. Bahkan mungkin ada yang nyinyir bahwa guru mengaji menuntut upah. Terima kasih atas kabar gembira rencana dukungan materi ini. Mudah-mudahan ini memberi manfaat besar,” kata dia.

(BS-65/beritasampit.co.id)