Panen Perdana di Lahan Gambut, Ini Kata BRGM RI

IST/BERITA SAMPIT - Panen Perdana pada lokasi Demonstration Farm Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegredasi untuk produksi padi di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau

PALANGKA RAYA – Panen Perdana pada lokasi Demonstration Farm Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegredasi untuk produksi padi di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Pada Hari Kamis, 28 Januari 2021.

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Nurul Edy serta Kepala Badan Restorasi Gambut Dan Mangrove (BRGM) RI Hartono secara khusus datang ke Kalimantan Tengah, untuk melakukan Panen Perdana tanaman padi di Desa Talio Hulu tersebut.

Perlu diketahui, bahwa Demfarm Ketahanan Pangan yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah krisis pangan dan menjaga ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19.

Pemerintah Indonesia menggagas Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bertajuk Food Estate (FE), dan BRGM RI melalui kegiatan Demonstration Farm (Demfarm) turut berpartisipasi dalam bentuk revitalisasi lahan gambut, yang dimanfaatkan untuk budidaya padi di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan BRGM RI kepada Pemerintah Provinsi Kalteng, Program PEN FE ini bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan nasional Indonesia, sekaligus memperkuat perekonomian yang pertumbuhannya mencapai minus 5 persen di kuartal kedua tahun 2020 lalu.

Lahan persawahan di Desa Talio Hulu merupakan lahan gambut tipis dengan ketebalan kurang dari 3 meter, bahkan sebagian memiliki ketebalan kurang dari 1 meter sehingga memiliki potensi untuk budidaya tanaman pangan.

Sawah di Desa Talio Hulu sebelumnya adalah areal bekas sawah yang terbengkalai dan mengalami kebakaran berulang. Lokasi ini sebelumnya merupakan target program transmigrasi pada dua sampai tiga dekade silam.

Namun, karena lokasi tersebut terdiri dari lahan bekas gambut, perlu perlakuan khusus untuk pengelolaannya dan diperlukan intervensi yang tepat dari Pemerintah.

Upaya-upaya Pemerintah Pusat dalam mengoptimalkan lahan gambut ini kan sudah lama. Ketika daerah Pulang Pisau, (dan) Kapuas ini dulu menjadi lahan sejuta hektar, yang tujuannya adalah dalam rangka untuk terus memperkuat ketahanan pangan dan kita bisa mandiri.

Sekarang, sejak pertengahan tahun kemarin (tahun 2020), Presiden RI Joko Widodo juga menetapkan Kalimantan Tengah sebagai lokasi untuk Ketahanan Pangan Nasional.

“Sebagian besar lokasi itu adalah ya X (bekas) lahan sejuta hektar ini, dan saya pikir ini masuk juga areanya”, kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Nurul Edy.

Memperhatikan situasi dan ancaman kelangkaan pangan serta krisis perekonomian, BRGM merintis budidaya tanaman pangan di Desa Talio Hulu dengan menggunakan pendekatan corporate farming (korporasi petani).

Konsep yang dilakukan adalah mendampingi implementasi kegiatan budidaya sampai para petani siap melakukan implementasi secara mandiri. Pendampingan BRGM kepada para petani di Desa Talio Hulu bukan hanya dalam aspek pembiayaan, tetapi juga dalam aspek teknis.

BRGM melibatkan para ahli untuk melakukan pendekatan ilmiah dalam budidaya tanaman pangan di lahan gambut tersebut. Hal ini dilakukan agar produktivitas tanaman pangan dapat terus dikembangkan dengan teknologi serta ilmu pengetahuan terkini.

“Pertama, tadi membuat lahan lebih produktif agar bisa menghasilkan padi yang lebih banyak karena yang membutuhkan juga semakin banyak. Kemudian memberikan lapangan dan kesempatan kerja bagi Bapak/Ibu sekalian yang terdampak Covid-19. Oleh karena itu, kita, (beserta) Bapak/Ibu sekalian mencoba mengolah lahan gambut dengan tanpa bakar bisa (atau) enggak. Nah, ini yang sekarang kita lihat di situ”, kata Kepala BRGM RI Hartono.

Hartono mengatakan mengolah lahan di gambut perlu ‘perintilan’ (kebutuhan peralatan) yang banyak. Termasuk mengelola tata air mikro, ini yang kalau dikerjakan sendiri oleh perorangan akan kesulitan. Oleh karena itu, mengolah lahan pertanian di lahan gambut pastinya diperlukan usaha yang dilakukan bersama sehingga bisa lebih serempak.

Fase awal program PEN FE oleh BRGM ini telah dilalui, yaitu satu musim tanam pada bulan Oktober – Maret. Saat ini lahan budidaya yang ditanami untuk produksi padi tersebut memasuki masa panen, yaitu bulan Januari – Maret 2021 sehingga BRGM menyelenggarakan kegiatan Panen Perdana sebagai bentuk dorongan kepada masyarakat dan stakeholders lokal demi keberlanjutan program budidaya tanaman pangan di lahan gambut ke depannya.

Selain itu, tujuan BRGM melakukan kegiatan Panen Perdana ini antara lain untuk menyosialisasikan capaian kegiatan Demfarm budidaya pertanian tanaman pangan di lahan gambut, mendorong kelompok masyarakat agar lebih bersemangat dalam meneruskan dan memperluas kegiatan demfarm budidaya pertanian di lahan gambut untuk musim tanam selanjutnya, dan meneruskan proses mengkorporasikan kelompok tani untuk budidaya tanaman pangan di lahan gambut.

“Nah model ini, yang coba kita terapkan, Bapak/Ibu sekalian sudah melakukan dengan baik, kita masih punya dua rotasi lagi. Moga-moga (semoga) ini bisa menjadi modal untuk Bapak/Ibu sekalian melanjutkan dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian Pemerintah masih akan tetap mendampingi, tetapi tidak se-intens (sesering) sekarang,” kata Hartono kepada para Petani di Desa Talio Hulu.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Nurul Edy menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Badan Restorasi Gambut dan Mangrove RI yang sejak tahun 2020 lalu melaksanakan kegiatan Demonstration Farm di Desa Talio Hulu.

“Tentu, atas nama Pemerintah Provinsi (Kalimantan Tengah) dan seluruh jajaran terkait, kami sangat menyambut baik untuk kita bersama-sama memanfaatkan, mengoptimalkan lahan-lahan kita yang ada di Kalimantan Tengah ini,” ucapnya.

Secara garis besar, Hartono mengungkapkan bahwa lahan gambut adalah sumber daya alam yang wajib dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dengan bijaksana.

“Artinya, ya tidak betul kalau semua lahan gambut itu harus dikonservasi, tidak boleh diapa-apakan, sementara masyarakat membutuhkan. Tetapi juga, tidak betul juga ketika semua lahan gambut dibuka. Nah ini yang semuanya itu kita buktikan di (Desa) Talio,” ungkapnya.

Hartono menyampaikan harapan besarnya kepada para petani Desa Talio Hulu beserta dukungan jajaran Pemerintah Daerah terkait dalam menyukseskan program PEN Food Estate di Lahan Gambut, Kalimantan Tengah.

“Saya berharap ini bisa menjadi semacam percontohan nantinya untuk daerah lain yang kondisinya seperti ini juga (untuk) dibuka, maka bisa melihat langsung dan berinteraksi dengan Bapak/Ibu sekalian bagaimana mengelola gambut dengan budi daya padi dengan baik,” tegasnya.

(Hardi/Beritasampit.co.id)