PALANGKA RAYA – Program Food Estate yang akan dibangun di atas tanah seluas 178 ribu hektare di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, terus menjadi perhatian semua kalangan.
Terutama soal kelibatan masyarakat lokal dalam program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat tersebut.
Pro dan kontra program tersebut juga mendorong Forum Pemuda Dayak Kalimantan Tengah (Fordayak-KT) menggelar diskusi kebangsaan dengan mengangkat tema “Menakar perhatian pemerintah terhadap sumber daya manusia (SDM) masyarakat Lokal dan keaktifan Lokal” yang diselenggakan di Huma Betang Hapakat Jln RTA Milono Km 4 Kota Palangka Raya. Jumat 2 Oktober 2020.
Hadir sebagai narasumber staf khusus milenial presiden Gracia Billy Yosaphat Y Mambrasar. Ia mengatakan bonus demografi harus direspon positif terutama potensi anak muda Kalteng.
Sehingga program food estate yang dicanangkan pemerintah pusat tersebut harus direspon positif dengan ketertarikan para pemuda.
“Bagaimana pembangunan yang melibatkan masyarakat secara utuh khususnya dalam demografi pemuda milenialnya,” ujar Billy Mambrasar.
Pihaknya juga memberikan masukan kepada Presiden untuk memastikan pemberdayaan kepada para masyarakat lokal khususnya para pemuda agar mereka mampu menjadi pelaku.
“Mereka bisa menjadi pelaku, mereka bisa menjadi mitra dengan infrastruktur yang ada dengan pengembangan yang ada,” terangnya.
Dirinya menginkan para pelaku food estate merupakan masyarakat lokal, pasalnya yang mengerti daerah adalah masyarakat daerah sendiri.
“Menurut saya itu kurang produktif maunya saya adalah, kita menjadi pelaku bersama dengan mereka sehingga tercapai kesejahtera bersama,”pungkasnya.
Untuk diketahui Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar Sabran, Dewan Harian DAD Kalteng Dr Andrie Elia, Pemuda Dayak serta tamu undangan yang menghadiri diskusi kebangsaan tersebut
(M.Slh/Beritasampit.co.id)