SAMPIT – Ratusan pedagang pasar dadakan jalan Tartar Sampit, kecamatan Ketapang kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengancam akan tetap beroperasi jika tidak ada kejelasan dan solusi dari pemerintah daerah.
Junaidi, Ketua Kelompok Pasar Dadakan Jalan Tartar Sampit mengaku bahwa mereka sejak dua pekan lalu menunggu kejelasan pemerintah terkait nasib mereka yang dilarang berdagang di pasar tersebut akibat pandemi Covid-19. Hingga mereka tidak mendapatkan penghasilan tiap harinya.
“Kemarin bapak Bupati bilang bahwa kami akan dipindahkan ke pasar resmi, tapi sudah dua minggu tidak ada kejelasan. Kami ingin secepatnya ada kejelasan, karena ini soal perut. Tadi kami telah rapat, dan kesepakatannya akan beroperasi kembali saat jam pagi menyesuaikan pasar resmi,” tutur Junaidi, Senin 20 April 2020.
Apabila mereka tetap dilarang berjualan lagi, kata Junaidi, pihaknya akan meminta pemerintah untuk melakukan pemetaan lokasi secepatnya agar bisa segera berjualan kembali.
“Kalau memang tidak bisa kami berjualan lagi, harapannya Bupati bisa mengutus orang untuk bisa ke pasar PPM secepatnya. Agar tidak ada kekecewaan dari pedagang. Kita juga terpaksa untuk mengambil kesepatan itu, karena kami menilai para pejabat tidak serius menangani kami,” pungkasnya.
Hal itu juga pedagang lakukan karena sewa lapak selama ini masih bergulir. Sementara mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Belum lama ini, Bupati Kotim Supian Hadi membubarkan langsung sejumlah pasar dadakan yang beroperasi ditengah pandemi corona. Padahal, imbauan oleh pemerintah daerah untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah sudah diinformasikan. (Jmy/beritasampit.co.id).