SAMPIT – Rencana penutupan Jembatan Mentaya, di desa Bajarum, kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), bukan saja menyedot perhatian warga yang ingin bepergian melalui jembatan tersebut. Tapi juga umat muslim di kota Sampit yang ingin menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul.
“Rencana penutupannya bertepatan dengan rencana keberangkatan kami yang Insya Allah menghadiri Haul Abah Guru. Tapi setelah adanya jadwal itu kami bersyukur dan akan mengatur ulang jam keberangkatan biar terhalang dengan jadwal penutupan saat melewati jembatan Bejarum,” ucap Amang Galai, warga Sampit, Kamis 6 Februari 2020.
Menurut pria yang kesehariannya membuka warung makan di kota Sampit ini, dirinya bersama rombongan akan berangkat malam hari, sehari sebelum puncak haul dilaksanakan.
“Alhamdulillah, teman-teman setuju keberangkatan dimajukan sehari. Tapi kami belum tahu kabar rombongan yang menggunakan mobil dan bis,” imbuhnya.
Dalam mengatur ulang jadwal keberangkatan menghadiri Haul Abah Guru, juga dilakukan Baihaki, warga Samuda bersama rombongan.
Selain menggunakan tiga buah mobil, dirinya beserta rombongan akan bergabung dengan rombongan dari Sampit dan Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.
“Insyallah kami berangkat tanggal 28 Februari. Malam harinya bersama rombongan dari Sampit dan Pangkalan Bun kami lanjutkan perjalanan. Insya Allah tidak ada halangan dalam perjalanan nanti. Tapi setelah melihat jadwal dari pemberitaan tanggal 28 Februari malam itu jalan di jembatan Bejarum masih dibuka, Alhamdulillah,” sebutnya.
Untuk diketahui, rencana buka tutup jalan diatas Jembatan Mentaya (Bajarum) di Jalan Tjilik Riwut ini disampaikan oleh PPK Perencanaan Satker P2JN Kalteng melalui surat resminya. Kemudian informasi ini diteruskan oleh Diskominfo Kotim melalui pemberitahuan kepada masyarakat pengguna jalan.
Dimulai dari tanggal 28 Februari 2020 hingga 1 Maret 2020, pengerjaan yang dilakukan ini merupakan upaya antisipasi kerawanan kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara kendaraan bermotor yang melintas di atas jembatan dengan melakukan evaluasi terhadap kondisi struktur eksisting jembatan tersebut.
Adanya rencana tersebut, bukan saja menjadi perbincangan masyarakat setempat, bahkan hingga ke kabupaten lain, seperti Kotawaringin Barat, Seruyan, Kota Palangkaraya. Diantaranya juga beberapa warga dari provinsi Kalimantan tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Barat (Kalbar).
Pengendara mobil, truk maupun bis yang biasanya melakukan perjalanannya di malam hari harus mengatur ulang jadwal untuk menghindari kemacetan karena adanya penutupan jalan disaat pengerjaan dilakukan.
(jun/beritasampit)