KASONGAN – Proses pengerjaan pembangunan Jembatan Tumbang Samba di Desa Telok Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan tahun ini segera rampung pada akhir Februari 2020.
Ternyata pembangunan jembatan ini pun malah memunculkan kendala. Pasalnya, ada salah satu pemilik lahan disana keberatan dan menutut ganti rugi atas pembangunan jalan untuk jalur Jembatan Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan.
Bupati Katingan Sakariyas, mengatakan dirinya belum lama ini ada ke tempat jalan yang ingin di portal pemilik lahan tersebut, dan langsung mengumpulkan Camat, Kepala Desa, dari Balai Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI PU Banjar Masin agar mengetahui titik permasalahannya.
“Itu kan tuntutannya bukan ke Pemerintah Daerah saya lihat, tetapi tuntutannya ke Balai, Ke kementerian. Ternyata disana ada 25 pemilik lahan, dan dari jumlah 25 itu ada 24 sudah membuat pernyataan sebelumnya sekira tahun 2013 atau 2014 bahkan 2015 dan setuju. Namun saat itu, ada satu pemilik lahan yang keberatan,” terang Bupati Sakariyas kepada sejumlah wartawan, Kamis (30/1/2020).
Itu pun menurut Bupati Sakariyas, awalnya pemerintah ingin di bangun jalan 4 meter dan disetujui pemilik lahan. Setelah ada perkembangan penambahan lebar badan jalan menjadi 30 meter dan juga disetujui.
Namun, salah satu orang tua pemilik lahan ingin tanda tangan persetujuan itu. Ia kemudian dihubungi oleh anaknya supaya tidak menandatangani hal itu.
“Nah itulah masalahnya, cuma satu yang tidak setuju dan yang lainnya semua setuju.
Bahkan yang lain itu, satu rupiah pun tidak ada minta apa-apa. Saya lihat disitu kemaren tidak ada tanam tanaman tumbuh disitu,” ucapnya.
Dirinya menegaskan, apabila ada yang mengatakan ada segala Kebun Karet, Kebun Sawit yang selama ini menjadi mata pencaharian dari lahan itu, tidak ada.
“Pasalnya disana hanya hutan, boleh kita datang sama-sama disana untuk melihat. Mereka keberatan, karena paritnya lebih besar,” ujarnya.
Lebih jauh Sakariyas menjelaskan, informasinya bahwa besarnya parit itu sudah masuk komponen yang lebarnya 30 meter. Lebar jalan 30 meter itu sudah masuk lebar dengan parit yang di buat. namun parit di buat terlalu besar.
“Maka dari itu, saya bilang jangan lah ada yang namanya portal-portal, jangan mengancam-ancam. Jembatan itu bangun dari tahun 2017 dan 100 persen selesainya akhir bulan Februari 2020,”pungkasnya.
(nas/beritasampit.co.id)