BIMA – Perhelatan pacuan kuda Bima cukup menyedot perhatian dan animo masyarakat, adu balap kuda di Kota Tepian Air ini selalu menghadirkan drama dan persaingan ketat untuk dapat memasuki garis terdepan. Ditambah lagi persaingan dan gengsi antara sesama joki cilik.
Drama balapan sarat gengsi, keringat dan debu lintasan seolah menggambarkan nilai kerja keras saat memacu kuda, disambut dengan teriakan penonton disetiap tribun yang tersedia.
Ketegangan, gesekan dan persaingan dalam setiap lintasan selalu dapat membuat detak jantung terus berpacu, tak sedikit penonton disuguhkan pacuan yang membuat adrenalin terus berpacu hingga akhir pertandingan. Seringkali beberapa joki cilik menyuguhkan kemampuannya diatas kuda tunggangannya.
Pacuan kuda Bima bukan sekedar adu cepat balap kuda, namun juga pertaruhan kekuasaan, strata sosial, gengsi dan kebanggaan. Bagi sebagian joki cilik terjatuh dari kuda tunggangan saat pertandingan berlangsung sudah menjadi cerita biasa. Sebab bagi mereka, menjadi yang tercepat adalah hal utama.
Kebanggaan menjadi yang tercepat adalah sebuah nilai yang didapat, karena bagi joki cilik menungangi kuda hingga garis finish dan mengangkat bendera juara adalah kebanggaan tersendiri. (asy/BeritaSampit.co.id)