PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) alami Inflasi sebesar 0,48 persen pada bulan Oktober 2019 yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (1,39 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,57 persen)
cukup rendah.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Setian, saat menggelar press release di Palangka Raya, Senin (4/10/2019).
Dari 82 kota pantauan IHK (Indeks Harga Konsumen) nasional, 43 mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado (1,22 persen) dan deflasi tertinggi di Balikpapan (0,69 persen).
“Adapun untuk Kota Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-4 dan ke-15 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional,” ucap Setian.
Inflasi di Palangka Raya (0,64 persen) dipengaruhi oleh naiknya indeks harga kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa keuangan (1,35 persen) dan bahan makanan (1,28 persen).
Sementara itu inflasi di Sampit (0,21 persen) dipengaruhi oleh kenaikan
indeks harga kelompok sandang (2,01 persen) dan bahan makanan (0,53 persen).
Komponen harga bergejolak (volatile foods) menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,25 persen) dan Sampit (0,17 persen).
(apr/beritasampit.co.id)