JAKARTA— Harga ayam potong di sejumlah daerah dalam sebulan terakhir ini anjlok, bahkan sentuh level terendah Rp 8.000 per kilogram. Hal itu dikarenakan ada disparitas yang tinggi antara harga di tingkat peternakan dan konsumen.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Michael Wattimena mengatakan harga ayam ditingkat peternak mulai mengalami penurunan sejak awal Agustus 2019.
“Penurunan harga ayam tersebut disebabkan produk ayam melebihi jumlah permintaan,” tutur Michael, Rabu, (11/9/2019).
Untuk itu Michael meminta pemerintah bertindak cepat mengatasi penurunan harga dengan menaikkan harga ayam minimal pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) peternakan dalam jangka pendek kedepannya. Jika dibiarkan maka kondisi tersebut dapat menyebabkan peternak terus merugi.
“Kembalikan harga ayam, sebagaimana HPP Rp 14.000 -18.000 itu yang harus disesuaikan, adalah sesuatu yang wajar,” tandasnya.
Kendati demikian, politisi Demokrat itu juga berharap adanya perlindungan dan segmentasi pasar ayam segar diprioritaskan untuk peternak rakyat mandiri.
Michael bilang perlu adanya pembenahan hilirisasi usaha pengunggasan melalui upaya kewajiban memiliki rumah potong hewan unggas atau RPHU bagi perusahaan integritas sesuai peraturan menteri (permen) 32 tahun 2017.
“Proses RPHU supaya bisa dapat dikontrol melalui tingkat peternak sampai di tingkat pasar,” pungkas Michael Wattimena.
(dis/beritasampit.co.id)